Sri Narendra Kalaseba Resmi Dikontrak Selama 10 Tahun

 

Sri Narendra Kalaseba

Sri Narendra Kalaseba Dalam Naungan Management SNK Reborn Hingga 2034

Tokoh spiritual dan pujangga Jawa kontemporer, Sri Narendra Kalaseba (dikenal luas sebagai SNK atau Ndoro SNK), secara resmi menandatangani kontrak kerja sama eksklusif dengan Management SNK Reborn, sebuah langkah penting yang menandai era baru dalam pengelolaan karya dan ajaran spiritual beliau.

Kontrak ini berlaku selama sepuluh tahun penuh, dari tahun 2024 hingga 2034, dan dituangkan dalam dokumen resmi berupa akta kesepakatan yang ditandatangani bersama. Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam memastikan keberlangsungan, distribusi, serta pelestarian nilai-nilai luhur yang terkandung dalam karya-karya SNK.

SNK dikenal melalui karya-karya spiritual bernilai tinggi seperti Kidung Wahyu Kolosebo, Kidung Joyo Sumandhito, Kidung Asmoro Wedho, Kidung Amukti Wening, Kidung Joyo Kawijayan, Kidung Kahyang dan karya-karya lainnya.

Sebagaimana diketahui dan diakui masyarakat luas bahwa karya-karya Sang Legendaris Kidung Wahyu Kolosebo tidak hanya menyentuh ranah sastra berbasis sakral saja, tetapi kiprah Sri Narendra Kalaseba selama ini juga menggugah kesadaran masyarakat Jawa sehingga kokoh dalam menegakkan adat dan sekaligus melestarikan tradisi warisan leluhur.

Langkah ini merupakan bagian dari komitmen kami untuk menjaga kemurnian karya dan ajaran SNK, sekaligus menjawab kebutuhan zaman dalam menyampaikan pesan-pesan spiritual melalui media yang lebih terstruktur dan bertanggung jawab, serta profesional sesuai keadaan yang dibutuhkan” ungkap juru bicara Management SNK Reborn.

Dengan kerja sama ini, Management SNK Reborn akan bertindak sebagai fasilitator utama dalam mengelola seluruh aktivitas intelektual, spiritual, artistik, dan media digital Sri Narendra Kalaseba secara profesional dan berkelanjutan.

Sri Narendra Kalaseba adalah pujangga dan guru spiritual Jawa yang mengusung nilai-nilai batiniah Kejawen, tanpa dogma, tanpa pengkultusan, dan tanpa sekat sosial. Karya-karyanya menyentuh lapisan batin masyarakat melalui simbol, kidung, dan pemahaman mendalam tentang kehidupan spiritual modern.

Management SNK Reborn adalah lembaga independen yang bergerak di bidang pengelolaan karya spiritual, pelestarian budaya Jawa, dan distribusi konten batiniah yang bernilai tinggi untuk generasi masa kini.

Dan Management SNK Reborn saat ini tengah fokus menggarap karya fenomenal Kidung Kahyang yang terlahir dari kekuatan batin Sri Narendra Kalaseba, yang tidak lama lagi akan dirilis diberbagai platform media digital serta media sosial.

Sri Narendra Kalaseba sang pujangga Jawa kontemporer, pencipta Kidung Wahyu Kolosebo kembali menggugah jiwa dengan karya terbarunya yang berjudul Kidung Kahyang.

Sebuah kidung yang indah, sakral, dan menyayat hati. Ia bagaikan jembatan batin antara manusia dan alam kahyangan, menggambarkan kerinduan terdalam jiwa-jiwa yang mencari cahaya ketuhanan.

Kidung ini ditulis dalam bahasa Kawi-Jawa, bahasa spiritual klasik yang digunakan dalam tradisi tembang, suluk, dan kidung sejak zaman kerajaan. Di era digital seperti sekarang, hadirnya kidung ini bukan hanya nostalgia spiritual, melainkan juga sebuah perlawanan halus atas keterasingan manusia dari akar budayanya.

Berikut susunan kalimat-kalimat sakral yang terangkai menjadi satu dalam lirik Kidung Kahyang berikut terjemahnya:

Kidung Kahyang

Sang Hyang Amurba Sukma
Kang we-warhi sasmita gesang
Rinenggang tan kena genggang
Hyang cipta rasa ripta ing pangrasa
(Wahai Tuhan Penguasa Jiwa, Yang Mengajarkan Segala Makna Kehidupan, Yang Mengalunkan Kedamaian Tanpa Henti, Sungguh Engkau Yang Menciptakan Rasa Dan Menumbuhkan Segala Sesuatu Di Dalam Perasaanku)

Sayasa pandulu suhing kalbu
Sayuh luhing mangu pra dasih
Risang jalma kang sungkawa
Yekti wasa wisesa samudaya sara
(Wahai Yang Mengarahkan Penglihatan Hati Dalam Kesunyian, Yang Menggerakkan Air Mata Kerinduan Para Hamba, Pembela Umat Manusia Yang Teraniaya, Sungguh Hanya Engkau Yang Sanggup Melenyapkan Segala Kesengsaraan)

Manunggaling kawula Gusti
Tan samar jalma wadi sayekti
(Jika Engkau Menghendaki Kemanunggalan, Akan Terbuka Tabir Rahasia Siapa Sesungguhnya Manusia)

Manunggaling kawula Gusti
Mukti salami tan kuwawa gumanti
(Jika Engkau Menghendaki Kemanunggalan, Maka Manusia Akan Terangkat Derajatnya Dan Tiada Satupun Makhluk Sanggup Melengserkannya)

Reff:

Kahyang sayuta suminar
Kahyang manik kumenyar
Kahyang lir kahuripan jinawi
Sagung kahyang hamung widi

(Keindahan Sorga Berhias Sejuta Cahaya, Keindahan Sorga Bertabur Permata, Keindahan Sorga Adalah Lambang Kehidupan Jiwa-jiwa Yang Bahagia, Seluruh Keindahan Sorga Adalah Milik Tuhan Sang Maha Suci.)

Kidung Kahyang! Terbelalak mata saat membaca liriknya, terhipnotis jiwa ini saat mengetahui terjemahnya. Terbawa ke alam nirwana tatkala mendengar lantunan kidungnya.

Terpampang jelas keindahan makna dan simbolisme ke-Agungan Tuhan Yang Maha Esa yang tertuang dalam Kidung Kahyang, karya fenomenal Pujangga Jawa abad digital tersebut.

Bahasa yang digunakan dalam Kidung Kahyang adalah Kawi Jawa, yang sering muncul dalam kidung, suluk dan tembang dalam tradisi spiritual Jawa dimasa lampau.

Kidung Kahyang adalah sebuah nyanyian sakral yang mengajak manusia untuk kembali pada jati dirinya sebagai makhluk spiritual, mendekat pada Tuhan melalui rasa, kesadaran batin, dan cinta ilahi. Ini bukan sekadar teks, tetapi semacam jalan menuju kemanunggalan, pencerahan, dan pelepasan dari penderitaan duniawi.

Lagi-lagi Sri Narendra Kalaseba kembali membuat masyarakat Jawa tertegun. Pada zaman sekarang dimana tradisi kuno telah dilupakan, ia hadir untuk menjawab berbagai kegundahan dan kegelisahan jati diri. Bahwa Masyarakat Adat Jawa belum punah. Manusia tradisi Jawa masih ada dan eksis. Sebagaimana semua itu tertuang jelas dalam karya-karya fenomenal yang dilahirkan oleh Sri Narendra Kalaseba saat ini.

Kidung Kahyang bukan sekadar teks spiritual, melainkan jalan—lelaku—menuju penyatuan antara kawula dan Gusti. Sebuah ajakan lembut untuk kembali kepada jati diri manusia Jawa yang sejati: makhluk spiritual yang hidup dari rasa, cinta, dan kesadaran batin.

Karya ini menjadi bukti nyata bahwa spiritualitas Jawa belum padam. Bahwa di balik gegap gempita modernitas, masih ada denyut batin yang merindukan kesunyian, keselarasan, dan kedalaman.

Sekali lagi, Sri Narendra Kalaseba hadir bukan sekadar sebagai seniman atau pujangga, melainkan sebagai penunjuk jalan. Di tengah zaman yang kehilangan arah, Kidung Kahyang menjadi pelita untuk mereka yang mencari jalan pulang. Yakni semestinya pulang menuju jati diri dan pulang untuk menghamba kepada Sang Maha Suci.

Sri Narendra Kalaseba adalah sosok nyata yang hidup di era digital dan telah menjadi tokoh sentral dalam kebangkitan budaya serta spiritualitas Jawa modern. Ia dikenal luas sebagai pencipta Kidung Wahyu Kolosebo, sebuah tembang kontemplatif yang menggugah kesadaran dan mengajak manusia untuk kembali kepada jati diri serta Sang Pencipta.

Meskipun usianya masih muda, Sri Narendra Kalaseba telah membuktikan dirinya sebagai seorang pemimpin pemikiran (thought leader) dalam ranah adat dan budaya Jawa. Ia memadukan kebijaksanaan leluhur dengan pendekatan modern, menjadikan ajaran kejawen tidak hanya sebagai warisan, tetapi sebagai panduan hidup yang relevan dan transformatif.

Julukan "Pujangga Abad Digital" disematkan kepadanya karena keberhasilannya menyebarkan nilai-nilai luhur Jawa melalui media digital, menyentuh hati jutaan orang, terutama generasi muda. Melalui karya, tulisan, dan tembangnya, ia telah menginspirasi jutaan anak Jawa agar tidak kehilangan jati dirinya di tengah derasnya arus globalisasi.

Pengaruhnya sangat besar terhadap cara berpikir masyarakat Jawa. Ia menanamkan pentingnya "eling lan waspada" kesadaran dan kewaspadaan spiritual dalam menjalani kehidupan. Dalam ajarannya, hidup bukan sekadar tentang pencapaian duniawi, tetapi tentang penyatuan kembali dengan asal-usul sejati: Sang Hyang Tunggal.

Sri Narendra Kalaseba tidak hanya dikenal sebagai seniman atau budayawan, melainkan juga sebagai pembimbing spiritual, pendidik batin, dan penjaga warisan kearifan lokal. Gerakannya telah menjadi titik tolak kebangkitan kesadaran budaya yang berakar kuat pada nilai-nilai Jawa asli, namun mampu menjangkau pemikiran lintas zaman dan lintas generasi. Ia tidak hanya membangkitkan kembali kidung-kidung sakral yang nyaris punah, tetapi juga menciptakan ruang-ruang dialog antara tradisi dan kemajuan.

Melalui komunitas-komunitas budaya yang ia rintis, Sri Narendra Kalaseba membimbing banyak orang untuk kembali menyelami makna sejati hidup dalam kesederhanaan, ketulusan, dan keseimbangan antara lahir dan batin. Ia percaya bahwa modernitas tidak harus menghapus jati diri; sebaliknya, dengan fondasi budaya yang kuat, seseorang justru dapat menapaki zaman baru dengan lebih mantap dan bermakna.

Karya-karyanya tidak hanya hadir dalam bentuk kidung dan tulisan, tetapi juga dalam bentuk laku hidup yang menjadi teladan. Ia dikenal hidup bersahaja, namun penuh makna. Sikapnya yang rendah hati namun tegas dalam prinsip, menjadikan dirinya sosok panutan yang dihormati oleh berbagai kalangan, dari rakyat biasa hingga tokoh-tokoh spiritual dan intelektual.

Di balik kharismanya, Sri Narendra Kalaseba adalah pribadi yang tekun dalam laku tapa, rajin dalam tirakat, serta teguh dalam menjaga nilai-nilai leluhur. Baginya, inti dari perjuangan budaya bukanlah untuk dipuja, tetapi untuk menjaga api warisan agar terus menyala bagi generasi yang akan datang.

Kini, jejaknya telah menjadi cahaya penuntun bagi mereka yang merindukan keutuhan diri dalam dunia yang semakin terpecah. Biografi Sri Narendra Kalaseba tidak hanya mencatat perjalanan seorang tokoh, tetapi juga mencerminkan perjalanan batin masyarakat Jawa yang sedang mencari jalan pulang—kembali ke akar, kembali ke jiwa, kembali ke Tuhan.

Kiprah Sri Narendra Kalaseba tidak terhenti pada karya-karya spiritual dan budaya semata. Ia juga aktif membangun jembatan antara tradisi dan pendidikan modern. Melalui berbagai forum, diskusi daring, dan pelatihan berbasis nilai-nilai kearifan lokal, ia mendorong generasi muda untuk berpikir kritis sekaligus arif—menyadari bahwa kemajuan teknologi dan globalisasi hanyalah alat, bukan tujuan hidup.

Dalam banyak kesempatan, beliau menegaskan pentingnya pendidikan karakter berbasis budaya. Bagi Sri Narendra Kalaseba, ilmu tanpa akar kebudayaan akan kehilangan arah, dan budaya tanpa pengembangan akan stagnan. Oleh karena itu, ia terus menggaungkan pentingnya mengintegrasikan nilai-nilai kejawen ke dalam sistem pendidikan, baik formal maupun non-formal. Bagi beliau, anak-anak Jawa tidak cukup hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga harus eling, waspada, lan nyawiji.

Gerakan budaya yang ia bangun bersifat inklusif dan merangkul semua kalangan. Ia menolak fanatisme sempit dan eksklusivitas yang sering kali menjerumuskan ajaran luhur ke dalam sekat-sekat sosial. Ajarannya bersifat universal, meski bersumber dari akar Jawa. Karena itu, banyak simpatisan dari luar Jawa bahkan luar negeri yang ikut belajar darinya—menemukan kedamaian dalam filosofi hidup Jawa yang ia ajarkan.

Tak hanya itu, Sri Narendra Kalaseba juga dikenal sering melakukan laku budaya di tempat-tempat sakral dan bersejarah. Ia menghidupkan kembali tradisi ziarah batin, bukan dalam bentuk ritual semata, tetapi sebagai media kontemplasi, penyucian diri, dan dialog spiritual dengan semesta. Dalam pandangannya, bumi Jawa menyimpan memori suci yang harus dihormati, dijaga, dan dipelajari agar manusia tidak tercerabut dari asal-usulnya.

Warisan terbesar Sri Narendra Kalaseba bukanlah harta atau gelar, melainkan kesadaran kolektif yang ia tanamkan di tengah masyarakat. Sebuah kesadaran bahwa kehidupan yang sejati adalah ketika manusia menyatu dengan alam, harmoni dengan sesama, dan tunduk sepenuhnya kepada kehendak Ilahi. Ia membangkitkan harapan bahwa menjadi manusia Jawa sejati bukanlah perkara lahiriah, melainkan laku batin yang senantiasa eling, rila, dan sumeleh.

SNK Reborn

Biografi Sri Narendra Kalaseba akan terus hidup dan ditulis ulang oleh setiap jiwa yang terinspirasi olehnya. Ia bukan hanya tokoh, tetapi cermin, tempat di mana anak-anak Nusantara dapat melihat kembali wajah sejati mereka yang nyaris terlupa. Dalam sunyi kidung-kidungnya, dalam renungan ajarannya, Sri Narendra Kalaseba telah menjelma menjadi suara zaman: lembut namun menggetarkan, sederhana namun mengikuti gerak semesta sehingga tak tergerus oleh ruang dan waktu. Rahayu sagung dumadi.

Kontak Management

Channel YouTube : Sang Legendaris Kidung Wahyu Kolosebo

Akun Instagram :  Sri Narendra Kalaseba

Kontak Management Official SNK: 08113508123

Link Saluran WhatsApp :  Ndoro SNK

Next Post Previous Post
Jasa ISBN