Mahasiswa PPG UAD Dorong Kreativitas Anak Lewat Totebag Batik Jumputan di Masjid An-Namiroh
Foto bersama mahasiswa PPG dengan santri Masjid An Namiroh, Minggu (11/05/2025)
Sabda Guru, Minggir, Sleman – Dalam upaya melestarikan budaya lokal sekaligus menumbuhkan kreativitas anak sejak dini, Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Calon Guru UAD PGSD D Kelompok C menyelenggarakan kegiatan Proyek Kepemimpinan bertema “Meningkatkan Kreativitas Santri TPA Masjid An-Namiroh dari Tradisi ke Inovasi melalui Pembuatan Totebag Batik Jumputan” pada Minggu, 11 Mei 2025, bertempat di Masjid An-Namiroh, Sendangagung, Minggir, Sleman.
Kegiatan ini diikuti oleh santri TPA Masjid An-Namiroh, terdiri dari anak-anak usia TK hingga SD kelas 6. Para peserta sangat antusias mengikuti rangkaian acara yang meliputi pemberian materi tentang batik jumputan, teknik dasar pewarnaan kain, hingga praktik langsung mendesain totebag bermotif batik jumputan secara kreatif.
![]() |
Pencelupan desain batik yang sudah dibuat, Minggu (11/05/2025) |
Ketua panitia, Yusuf Baktiyar, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan implementasi dari tugas proyek kepemimpinan yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa PPG. “Kami menginisiasi kepesertaan pada kegiatan ini di TPA Masjid An-Namiroh karena background pendidikan kami yaitu calon guru sekolah dasar. Kegiatan ini dihadiri oleh santri TPA Masjid An-Namiroh, ada beberapa yang masih duduk di bangku taman kanak-kanak dan mayoritas anak-anak sekolah dasar kelas 1 sampai 6,” ujarnya.
Kegiatan ini menghasilkan berbagai totebag bermotif batik jumputan hasil karya para santri. Selain sebagai media pembelajaran seni, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan apresiasi terhadap budaya lokal serta menanamkan nilai kewirausahaan berbasis tradisi.
Kuwat, selaku takmir Masjid An-Namiroh, turut mengapresiasi kegiatan ini. “Kami menyampaikan terima kasih atas kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa PPG, kegiatan semacam ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kami,” tuturnya.
![]() |
Perwakilan peserta menunjukkan hasil karya batik jumputan yang dibuat |
Dosen pembimbing lapangan, Anggit Prabowo, M.Pd., menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam pendidikan masyarakat. “Salah satu kegiatan yang harus dilakukan sebagai syarat untuk menjadi guru profesional adalah melaksanakan kegiatan proyek kepemimpinan. Kami mengapresiasi kerja keras mahasiswa dalam menyusun dan melaksanakan kegiatan ini. Kegiatan ini sangat edukatif; anak-anak dapat bermain dan belajar sekaligus, terutama dalam peningkatan apresiasi terhadap budaya lokal, serta penguatan keterampilan seni dan wirausaha berbasis tradisi,” jelasnya.
Melalui kegiatan ini, batik jumputan diharapkan dapat lebih dikenal dan diminati oleh generasi muda sebagai bentuk inovasi dalam pelestarian budaya Indonesia.