Memahami Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Psikomotorik pada Manusia
![]() |
| Ilustrasi - (Foto: Dok/Ist). |
Sabdaguru, Opini - Pertumbuhan adalah sebuah perubahan fisik terukur, sedangkan perkembangan mencakup aspek kognitif, emosional, sosial, dan psikomotorik. Perkembangan psikomotorik melibatkan koordinasi otot, saraf, dan sensorik yang berpengaruh pada kemandirian serta keterampilan. Pertumbuhan adalah perubahan fisik yang bersifat kuantitatif, dipengaruhi oleh faktor internal (yaitu yang dipengaruhi genetik dan hormon) dan faktor eksternal (yaitu meliputi seperti cahaya, nutrisi, air, suhu, kelembapan), serta dapat diukur secara jelas. Contohnya kecil menjadi besar, pendek menjadi tinggi, atau kurus menjadi gemuk.
Perkembangan adalah perubahan kuantitatif jasmani dan rohani menuju kondisi lebih baik, meliputi fungsi organ, kepribadian, bahasa, pemikiran dan sosioemosi. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah faktor genetik, faktor kesehatan, faktor nutrisi dan faktor lingkungan. Sedangkan, faktor yang mempengaruhi perkembangan adalah stimulasi lingkungan, pengalaman sosial, pendidikan dan kesehatan mental.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia terbagi menjadi beberapa tahapan berdasarkan usia:
Usia bayi (0-2 tahun)
Dimulai sejak pembuahan (penyatuan kromosom sperma dan sel telur). Sel tunggal berkembang menjadi embrio, lalu menjadi janin. Pada saat itu, organ tubuh mulai terbentuk secara bertahap (telinga, otak, jantung, anggota gerak). Berat dan panjang janin bertambah cepat terutama di trimeser akhir. Setelah melahirkan lebih dari sebulan, berat badan menjadi naik 2-3 kali lipat saat lahir, tinggi badan meningkat pesat (terutama pada usia 6 bulan pertama), dan pertumbuhan gigi susu mulai tumbuh.
Usia anak-anak (2-6 tahun)
Pertumbuhan tinggi dan berat badan mulai cepat, tetapi lebih stabil dibandingkan pada saat usia bayi. Proporsi tubuh berubah seperti, kepala seimbang dengan tubuh. Lalu, tulang dan otot semakin kuat yang mendukung aktivitas fisik seperti, berjalan, berlari dan melompat. Serta pertumbuhan gigi susu lengkap, kemudian mulai tanggal (rontok atau lepas) satu per satu pada saat usia 6 tahun.
Usia kanak-kanak akhir (6-12 tahun)
Tinggi dan berat badan terus bertambah, tetapi lebih lambat dibandingkan usia sebelumnya. Nafsu makan meningkat, karena tubuh butuh energi untuk tumbuh. Lalu, koordinasi gerak semakin baik seperti, menulis dengan rapi, menggambar atau memegang alat dengan benar. Serta gigi susu mulai tanggal diganti oleh gigi tetap.
Usia remaja (12-18 tahun)
Ditandai dengan masa pubertas, perubahan fisik signifikan (seperti, tinggi badan bertambah pesat). Perkembangan emosional dan sosial penting dalam sebuah fase ini, artinya di fase ini seseorang sedang mencari jati dirinya, belajar untuk mengontrol emosi, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Berat badan meningkat, massa otot (pada laki-laki) dan lemak tubuh (pada perempuan) mulai bertambah. Serta ciri seksual sekunder mulai muncul seperti payudara mulai membesar (terhadap perempuan), suara membesar, dan pertumbuhan rambut pada tubuh.
Usia dewasa (18-60 tahun)
Ditandai dengan pertumbuhan tubuh berhenti seperti tinggi badan (sudah tidak bertambah, hanya bentuk tubuh yang bisa berubah). Fungsi organ tubuh stabil, tetapi mulai menurun perlahan setelah usia 40 tahun. Otot sudah berkembang sempurna (kekuatan fisik berada di puncaknya pada usia sekitar 20-30 tahun). Serta pola pikir matang dan realistis, mampu mengambil keputusan pertimbangan yang sangat logis.
Usia lansia (60 tahun keatas)
Usia lansia yang ditandai dengan kekuatan tubuh menurun (otot melemah dan gerakan menjadi lebih lambat). Kulit mulai keriput, rambut menipis atau memutih, penglihatan dan pendengaran berkurang, daya ingatan menurun (terutama pada hal baru), dan mulai banyak refleksi atau mengenang masa lalu.
Selanjutnya, ada beberapa tokoh-tokoh yang memiliki konsep tentang perkembangan manusia, yaitu:
Teori Jean Piaget
Teori Jean Piaget mengatakan, anak memiliki cara berpikir yang berbeda-beda dari orang dewasa dan perkembangan kognititf berlangsung bertahap melalui skema, asimilasi, dan akomodasi. Melalui perkembangan kognitif bertahap sesuai dengan usia, mempunyai tahapan-tahapan perkembangan yaitu:
- Sensori-motor (0-2 tahun), anak belajar melalui panca indera dan gerakan. Contohnya bayi menggoyangkan mainan dan sadar, bahwa bunyi itu muncul dari mainan yang digoyangkan.
- Pra-operasional (2-7 tahun), anak mulai menggunakan bahasa dan imajinasi, tetapi berpikirnya masih egosentris (sulit melihat sudut pandang orang lain). Contohnya anak bermain dengan pura-pura, seperti menjadikan sendok sebagai mikrofon, kardus menjadi mobil-mobilan. Menunjukkan bahwa anak belum bisa berpikir secara logis, tetapi imajinasi dan simbol mereka berkembang pesat.
- Operasional konkret (7-11 tahun), anak mulai berpikir secara logis, tetapi hanya pada hal yang nyata. Contohnya bisa memahami bahwa 1 gelas air yang sudah di pindahkan ke gelas tinggi volumenya tetap sama.
- dOperasional formal (12 tahun keatas), anak sudah bisa berpikir abstrak dan hipotesis. Contohnya bisa membayangkan "kalau aku rajin belajar, kemungkinan aku bisa masuk sekolah atau universitas yang bagus. Kalau tidak, ya peluangku akan kecil" ini termasuk berpikir hipotesis.
Teori Vygotsky
Teori Vygotsky mengatakan, perkembangan kognitif anak sangat dipengaruhi interkasi sosial, budaya dan bahasa. Belajar terjadi melalui lingkungan dan hubungan dengan orang lain. Konsep utama teori Vygotsky yaitu:
- Zone of Proximal Development (ZPD), dimana batas kemampuan anak dengan apa yang dilakukan sendiri VS apa yang bisa dilakukan dengan bantuan orang lain. Contohnya, anak belum bisa mengerjakan soal matematika sendiri, tetapi jika dibimbing oleh guru, anak tersebut bisa melakukannya.
- Scoffolding (tahapan bantuan), dukungan sementara dari orang yang lebih ahli (guru/orang tua/teman yang lebih pintar) yang nantinya akan berkurang sedikit demi sedikit. Contohnya belajar naik sepeda, orang tua awalnya memegang erat-erat agar anak tersebut tidak terjatuh, setelah mulai bisa pegangan itu mulai dikurangi menjadi sedikit. Akhirnya anak bisa mengayuh sepeda sendiri tanpa bantuan.
- Bahasa sebagai alat berpikir, bahasa membantu anak mengorganisir pikiran. Contohnya anak sering berbicara sendiri saat menyusun mainan puzzle, itu cara mereka gara berpikir dan mengatur sendiri.
Nah, kita masuk ke bagian terakhir yaitu mengenai perkembangan psikomotorik.
Perkembangan psikomotorik anak mencakup dengan dua hal utama, yaitu motorik kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan besar, contohnya lari, melompat, atau naik turun tangga. Sedangkan, motorik halus adalah gerakan yang lebih detail, seperti menulis, menggambar, atau meronce. Perkembangan ini dipengaruhi oleh faktor gizi, lingkungan, dan juga stimulasi dari orang tua maupun guru. Jika anak tersebut mempunyai gizi yang baik, lingkungannya mendukung, dan rutin dilatih, maka perkembangan psikomotorik anak tersebut menjadi lebih optimal.
*) Penulis adalah Salwa Al Qorni, Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

